Bisnis.com, JAKARTA- Dengan hadirnya kontrak fisik batu bara yang akan dirilis Mei, Bursa Berjangka Jakarta memiliki beberapa harapan terkait masa depan komoditas yang produksi globalnya berasal dari Indonesia tersebut.
Direktur BBJ M. Bihar Sakti Wibowo menjelaskan pihaknya berharap ke depannya harga batu bara di bursa bisa menjadi acuan dalam transaksi batu bara di dalam dan di luar negeri.
Dengan adanya transparasi harga juga dapat menguntungkan berbagai pihak termasuk penjual dan pembeli karena aksi katrol bisa diminimalisasi.
Selain itu, produk baru BBJ ini juga diharapkan bisa menjadi katalis untuk peningkatan kualitas dan volume transaksi batu bara dalam negeri.
Namun harapan dan cita-cita tersebut bukan tanpa rintangan. Beberapa tantangan harus siap dihadapi oleh BBJ, di antaranya secara bertahap harus berupaya mengubah kebiasaan transaksi jual-beli batu bara dengan cara yang baru, dan hal itu yang biasanya membuat perusahaan enggan bertransaksi melalui bursa.
"Dulu jual-beli dilakukan secara langsung dan konservatif, sesuai dengan kehendak penjual dan pembeli, sekarang semuanya harus sesuai dengan aturan dan mekanisme bursa," katanya seperti dikutip Bisnis, Selasa (29/4/2014).
Meski demikian, BBJ tetap optimistis transaksi batu bara akan terus berkembang, apalagi Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dengan pangsa pasar yang luas.
"BBJ juga akan terus berusaha untuk merangkul perusahaan batu bara lainnya supaya bisa ikut bertransaksi di bursa," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
