Bisnis.com, JAKARTA—Harga nikel bergerak membukukan kenaikan harga bulanan terpanjang sejak 2009. Kekhawatiran terhadap gangguan pasokan dari Rusia mengerek harga nikel.
Kanselir Jerman Angle Merkel mengatakan seiring dengan meningkatnya ketegangan di Ukraina, negara-negara yang tergabung dalam G-7 tengah mempersiapkan hukuman untuk Rusia.
Sebagai catatan Rusia adalah salah satu negara produsen nikel terbesar di dunia. Kondisi ini akan memperparah pasokan nikel mengingat Indonesia sudah menghentikan ekspor bijih nikel mentah sejak tengah Januari.
Analis dari INTL FCStone Inc. Edward Meir mengatakan pada Bloomberg pekan ini pasar harus menghadapi kenaikan harga lanjutan yang diakibatkan dari penerapan sanksi yang mungkin bakal diberikan pada Rusia.
“Kami mengekspektasikan dampaknya pada sejumlah komoditas asal Rusia, seperti minyak, nikel, platinum, palladium, dan alumunium,” katanya.
Pada penutupan pasar pekan lalu nikel untuk pengiriman dalam 3 bulan menguat 0,5% menjadi US$18.445 ton di London Metal Exchange (LME). Nikel tercatat membukukan kenaikan bulanan dalam 5 bulan berturut-turut. Adapun sepanjang tahun ini komoditas itu melonjak 33%.
Sementara selama April nikel tercatat menguat 16% dan menjadi kenaikan terbesar sejak Maret 2010. Sebelumnya harga nikel pada perdagangan minggu lalu bahkan sempat menyentuh US$18.600.