Bisnis.com, JAKARTA—PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo meningkatkan jumlah saham yang akan dilepas ke publik menjadi 1 miliar saham atau 40% dari modal disetor dan ditempatkan seiring dengan banyaknya permintaan dari investor strategis.
Sebelumnya, produsen kemasan (packaging) kardus itu berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2013 dengan melepas 642,8 juta saham ke publik atau 30% dari modal disetor dan ditempatkan.
Presiden Direktur PT Valbury Asia Securities Johanes Soetikno menuturkan ada beberapa investor yang siap menyerap saham IPO Dwi Aneka dalam jumlah besar, seperti PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
“Kalau hanya dilepas 30%, itu hanya terserap oleh satu investor itu saja,” ujarnya di sela-sela paparan publik di Jakarta, Senin (14/4/2014).
Kendati demikian, dia enggan menjelaskan secara rinci mengenai rencana perusahaan yang didirikan duo pengusaha nasional Sandiaga S Uno dan Edwin Soeryadjaya itu untuk masuk ke Dwi Aneka.
Bahkan, dia memastikan Saratoga telah menawar harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga IPO yang ditetapkan di kisaran Rp425 hingga Rp475 per saham.
“Memang benar, Saratoga mau masuk melalui IPO ini. Karena perjanjian yang sudah ditandatangani, maka kami tidak bisa menjelaskan secara detail,” katanya.
Sebagai informasi, perusahaan yang berbasis di Tangerang, Banten itu menawarkan harga IPO indikatif di kisaran Rp425 hingga Rp475 per saham.
Dengan jumlah saham yang akan dilepas sebanyak 1 miliar saham atau 40% dari modal disetor dan ditempatkan, maka Dwi Aneka berpotensi mampu menghimpun dana sebesar Rp425 miliar hingga Rp475 miliar.
Menurut Johanes, kisaran harga tersebut menunjukkan price to earning ratio (PER) di kisaran 8 hingga 9 kali atau masih di bawah rata-rata industri sejenis 10,63 kali.
“Potensi pertumbuhan Dwi Aneka diperkirakan jauh lebih besar lagi karena permintaan kliennya masih besar,” tegasnya.
Untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut, perseroan mengganti laporan keuangan dari sebelumnya menggunakan buku Juni 2013 menjadi Oktober 2013 sebagai dasar valuasi saham perseroan.
Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang industri kemasan, percetakan offset, dan karton gelombang itu juga mengganti penjamin emisi (underwriter) dari semula PT NISP Sekuritas menjadi PT Valbury Asia Securities dan PT Sucorinvest Central Gani.
Sekitar 60% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, sedangkan sisanya 40% akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka peningkatan kapasitas produksi.
Dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk membiayai belanja modal yang dialokasikan perseroan sebesar Rp450 miliar untuk rencana bisnis 2014.