Bisnis.com, JAKARTA– Perusahaan media PT Intermedia Capital Tbk. telah mendapatkan pernyataan efektif untuk pelaksanaan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pernyataan efektif tersebut dikeluarkan pada Jumat (28/3/2014). Perseroan mendapatkan kode saham MDIA. Pernyataan efektif ini akan dilanjutkan dengan menggelar masa penawaran umum yang dijadwalkan pada 2 - 4 April 2014.
“Setelahnya, kami targetkan, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dilakukan pada tanggal 11 April 2014,” kata Presiden Direktur Intermedia Erick Thohir, Jumat (28/3/2014).
Seharusnya, berdasarkan jadwal semula, IPO anak usaha PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) itu digelar pada Kamis (27/3/2014) setelah mengantongi pernyataan efektif pada 18 Maret 2014. Namun, pernyataan efektif untuk menggelar IPO belum terbit.
PT Kresna Graha Sekurindo, PT Ciptadana Securities, dan PT Sinarmas Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Nantinya, Intermedia Capital bakal melepas 10% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh, turun dari rencana awal sebanyak 15%.
Saham yang akan dilepas terdiri dari 294,116 juta saham baru atau 7,5% dan 90,03 juta saham atau 2,5% saham divestasi milik Visi Media Asia. Harga IPO ditetapkan Rp1.380 per saham. Rencana awal, perseroan akan melepas 15% saham, terdiri dari 7,5% saham baru dan 7,5% saham divestasi.
Total dana yang diperoleh dari IPO ini diperkirakan mencapai Rp541,173 miliar yang akan dipakai untuk pengembangan dan belanja modal, serta untuk pembayaran sebagian utang perseroan kepada Visi Media Asia.
"Alokasi untuk VIVA memang berkurang. Tujuannya tetap, yakni untuk membayar utang perseroan kepada Credit Suisse yang jatuh tempo November tahun ini," kata Neil Tobing, Sekretaris Perusahaan Visi Media Asia.
Pada 1 November 2013, Visi Media Asia memperoleh pinjaman US$230 juta dari Credit Suisse AG, cabang Singapura dengan bunga per tahun sebesar 7,75% dan LIBOR 3 bulan yang dibayar tiap 3 bulan. Angsuran pertama jatuh tempo 12 bulan setelah tanggal penggunaan, yakni 1 November 2014.
Sementara itu, jika dilihat dari sisi kinerja, pendapatan Intermedia naik dari Rp440,2 miliar pada 2010 menjadi Rp610,8 miliar pada 2012. Per September 2013, pendapatan Intermedia mencapai Rp633,2 miliar, naik 36,2% dibanding periode yang sama 2012 Rp464,8 miliar.
Adapun, laba bersih perseroan juga naik dari Rp48,3 miliar pada 2010 menjadi Rp89 miliar pada September 2013. Aset perseroan juga naik dari Rp772,2 miliar pada 2009 menjadi Rp1,01 triliun pada September 2013.
"Salah satu yang direspons positif oleh investor adalah kemampuan manajemen dalam risk management dan cash flow manajemen," tutur Erick.