Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Isyaratkan Akhiri Program Stimulus, Saham AS Berguguran

Saham AS jatuh untuk pertama kalinya dalam 3 hari setelah Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengatakan program stimulus bank sentral bisa diakhiri musim gugur ini dan suku bunga acuan bisa naik 6 bulan kemudian .
 Gubernur Federal Reserve Janet Yellen/
Gubernur Federal Reserve Janet Yellen/

Bisnis.com, JAKARTA - Saham AS jatuh untuk pertama kalinya dalam 3 hari setelah Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengatakan program stimulus bank sentral bisa diakhiri musim gugur ini dan suku bunga acuan bisa naik 6 bulan kemudian .

Walt Disney Co, General Electric Co, dan Boeing Co kehilangan setidaknya 1,5% sehingga mendorong Dow Jones Industrial Average lebih rendah. Konsolidasi Edison Inc, memimpin penurunan terbesar sektor utilitas di antara 10 kelompok indeks Standard & Poor's 500.

Indeks S&P 500 tergelincir 0,8% menjadi 1,857.57 pada 15:28 di New York . Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 135,4 poin, atau 0,8% ke 16,200.79 . Volume perdagangan untuk S&P 500 saham adalah 6,2% di bawah rata-rata 30 hari pada Rabu (19/3/2014) waktu setempat .

"Langkah pengetatan, begitu Fed memulai pengetatan, sedikit lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya dan saya pikir itu sebabnya kita mendapatkan reaksi pasar ini ," kata John Canally, ahli strategi ekonomi di LPL Financial Corp dalam telepon wawancara dari Boston.

Perusahaannya mengawasi sekitar US$438,4 miliar. "Perlu diingat bahwa rencana Fed akhirnya menaikkan suku bunga mendapatkan perhatian pedagang. Kita masih jauh [dari pulih] dan tidak ada tanda-tanda perbaikan dalam hal inflasi."

Dengan menjaga taget rsuku bunga acuan mendekati nol dan melakukan tiga putaran pembelian aset , the Fed berhasil mendorong S&P 500 naik 178% dari kondisi rendah dalam 12 tahun karena ekuitas AS memasuki tahun keenam pemulihan pasar yang dimulai pada Maret 2009.

Saham berbalik lebih rendah hari ini menyusul pernyataan Fed yang memperkirakan suku bunga akan menjadi 1% pada akhir 2015 dan 2,25% setahun kemudian, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, seiring dengan proyeksi kenaikan di pasar tenaga kerja .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor :
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper