Bisnis.com, JAKARTA – Kontrasnya indikasi pemulihan ekonomi AS dan Indonesia diperkirakan menjadi pemacu lonjakan kurs Rupiah terhadap Dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (6/3/2014).
Juniman, Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia (BII), mengatakan dari sisi global, pada hari ini Dolar AS melemah terhadap semua mata uang lainnya akibat spekulasi bahwa data tingkat pengangguran di negeri paman Sam itu tidak sebaik perkiraan para ekonom.
“Hal tersebut kemudian mengirim pesan bahwa pemulihan ekonomi AS masih berjalan lambat, dan itulah yang direspon oleh para investor,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (6/3/2014).
Dia menambahkan, kondisi sebaliknya justru terjadi pada Indonesia. Menurutnya, investor memandang perbaikan fundamental ekonomi makro dalam negeri masih berada di jalur yang tepat.
Di sisi lain, belum adanya indikasi akan gejolak yang berarti dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2014, memacu rasa percaya investor terhadap pasar valuta asing Indonesia.
Jika inflasi masih terkendali di batas 5%, dan potensi imbal hasil untuk tenor 10 tahun berkisar 7,9%-8%, Juniman berpendapat jumlah tersebut masih dianggap cukup menguntungkan oleh para investor.
"Melihat faktor-faktor tersebut, tidak aneh jika para investor sekarang seakan tengah mengambil ancang-ancang memasuki pasar Indonesia, supaya tidak ketinggalan kereta," pungkas Juniman.