Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah berhasil meraup Rp19,32 triliun dari penjualan sukuk negara ritel seri SR-006. Jumlah investor yang membeli sukri seri terbaru ini diketahui mencapai 34.692 investor.
Dari jumlah itu, sebanyak 27,41% investor merupakan pegawai swasta, disusul wiraswasta 22,87%, ibu rumah tangga 16,99%, pegawai negeri sipil (PNS) 7,82%, TNI/Polri 1,43%, dan profesi lainnya 23,48%.
Meski demikian, volume pembeliannya masih didominasi masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta, yakni hingga 31,88%.
Selanjutnya, pegawasi swasta 27,37%, ibu rumah tangga 17,31%, PNS 3,76%, TNI/Polri 1,11%, dan profesi lainnya 18,57%.
Seperti dikutip dari keterangan resmi Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI, Senin (3/3/2014), sebanyak 57,15% investor berasal dari wilayah Indonesia bagian barat (selain DKI Jakarta), lalu DKI Jakarta 35,05%, wilayah Indonesia bagian tengah 7,12%, dan Indonesia bagian timur 0,68%.
Sukri seri SR-006 ditawarkan mulai 14 Februari dan berakhir pada 28 Februari 2014.
Pada Senin (3/3), Dirjen Pengelolaan Utang atas nama Menteri Keuangan melaksanakan penjatahan sukri seri SR-006.
Adapun tingkat imbalannya adalah sebesar 8,75% per tahun (fixed rate).
Tenor sukri seri ini berjangka 3 tahun, diterbitkan pada 5 Maret 2014 dan jatuh tempo pada 5 Maret 2017, sedangkan imbalan dibayarkan tanggal 5 setiap bulan.
Berbeda dengan sukri seri sebelumnya, sukri seri SR-006 ini memiliki holding periode selama 1 periode kupon. Akadnya menggunakan ijarah asset to be leased.
Jumlah minimum pembelian adalah Rp5 juta dan maksimum Rp5 miliar.
Sukri seri terbaru ini ditawarkan oleh total 28 agen penjual, terdiri dari 19 bank dan 9 sekuritas.
Setelmen sukri seri SR-006 ini akan dilaksanakan pada 5 Maret dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 6 Maret 2014.