Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik dari harga terendah dalam sepekan, akibat spekulasi cuaca dingin di AS akan mendorong permintaan minyak mentah di negara konsumen energi terbesar dunia itu.
Kontrak minyak mentah naik 0,5% di bursa New York setelah turun selama dua hari. Selain faktor cuaca dingin, cadangan minyak untuk keperluan pemanas ruangan dan minyak solar turun ke level terendah sejak November selama periode 14 Februari, menurut Badan Informasi Energi AS pekan lalu.
“Cuaca dingin merupakan berita baik bagi minyak,” ujar Michael McCarthy, seorang chief strategist pada CMC Markets sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (24/2/2104).
Dia memprediksikan investor akan menjual kontrak WTI pada posisi US$103 per barel. Peningkatan permintaan disebabkan oleh kondisi cuaca dingin di AS.
Harga minyak WTI untuk pengiriman April naik US$50 sen menjadi US$102,70 per barel di bursa New York Mercantile Exchange dan tercatat US$102,61 pukul 11.31 waktu Sydney atau pukul 07.31 WIB. Kontrak tersebut turun 0,5% menjadi US$102,20 pada 21 Februari atau yang terendah sejak 14 Februari. Sementara itu, volume seluruh kontrak tercatat 25% di bawah rata-rata 100 hari.
Selanjutnya, harga minyak Brent untuk pengiriman April tercatat US$110,18 per barel atau naik US$33 sen di bursa London. Kontrak komoditas itu turun 0,4% menjadi US$109,85 pada 21 Februari. Sementara itu, selisih harga minyak mentah acuan Eropa itu dengan WTI tercatat US$7,57.