Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Promosikan Bursa Berjangka di Konferensi AFM 2014

Pemerintah berupaya mempromosikan dan meningkatkan industri perdagangan berjangka komoditas dengan memaksimalkan peluang di negara-negara berkembang yang tergabung dalam Association of Futures Market (AFM).
Suasana perdagangan di Bursa Berjangka Jakarta/JIBI
Suasana perdagangan di Bursa Berjangka Jakarta/JIBI

Bisnis.com, NUSA DUA—Pemerintah berupaya mempromosikan dan meningkatkan industri perdagangan berjangka komoditas dengan memaksimalkan peluang di negara-negara berkembang yang tergabung dalam Association of Futures Market (AFM).

Guna mencapai harapan tersebut, sebanyak 100 CEO dan pelaku usaha bursa berjangka dari 30 negara diundang untuk menghadiri konferensi AFM ke-17 yang diselenggarakan di Bali pada 23-25 Februari.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan peran aktif Indonesia merupakan pemain kunci di AFM, mengingat posisinya sebagai sentra pertumbuhan utama dunia. Bahkan, lanjutnya, IMF memproyeksikan Indonesia meraih pertumbuhan tercepat kedua di antara 18 ekonomi terbesar di dunia sepanjang 2009-2015.

“Ini adalah salah satu momen Indonesia untuk dapat mempromosikan dan mendorong peningkatan industri perdagangan berjangka komoditi, serta peluang untuk melakukan berbagai kerja sama ke negara-negara berkembang anggota AFM,” ujarnya, Senin (24/2/2014).

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sutriono Edi menambahkan industri bursa berjangka di Indonesia dimulai sejak 1997, di bawah UU No.32/1997 dan telah diubah menjadi UU No.10/2011. Menurut penjelasannya, bursa yang pertama di Indonesia adalah bursa berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang didirikan pada 2000.

Pada 2010, lanjutnya, Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (Indonesian Commodity and Derivative Exchange) didirikan. “Industri perdagangan berjangka komoditi Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi acuan harga dunia. Mengingat Indonesia memiliki banyak SDA yang baik yang terbarukan dan tidak terbarukan,” katanya.

Namun, ujar Sutriono, potensi tersebut belum dikembangkan secara optimal, mengingat masih banyak komoditas andalan ekspor yang belum menjadi subyek kontrak berjangka di Bursa Berjangka.

 “Saat ini banyak sekali komoditas ekspor RI yang diperdagangkan di bursa berjangka luar negeri. Oleh sebab itu, diharapkan bursa berjangka di Indonesia bekerja keras menciptakan subyek kontrak berjangka agar harga yang tercipta di bursa dapat menjadi acuan harga dunia bagi perdagangan komoditas.”

Termasuk di antara ekonomi peserta konferensi AFM yang ke-17 a.l. Iran, Hungaria, Taiwan, Inggris, Afrika Selatan, AS, Bulgaria, Ethiopia, Swiss, Jerman, India, Polandia, Australia, Pakistan, Thailand, Banglades, Malawi, Belarus, Singapura, dan Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper