Bisnis.com, JAKARTA—Penurunan harga saham PT Bumi Resources Tbk., mempengaruhi kemampuan Grup Bakrie, pemilik mayoritas emiten dengan kode saham BUMI itu, mendapatkan pendanaan eksternal yang dibutuhkan untuk menutupi kekurangan dana sebesar US$65 juta bagi penyelesaikan transaksi pemisahan BUMI dari Asia Resource Minerals.
Seperti dikutip Bloomberg, juru bicara Grup Bakrie Chris Fong menyebutkan Grup Bakrie terkendala dalam mendapatkan pendanaan eksternal karena harga saham BUMI yang turun.
“Kemampuan kami untuk mendapatkan sisa kebutuhan dana dari eksternal dipengaruhi oleh turunnya harga saham Bumi Resources,” ujarnya, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Jumat (21/2/2014).
Kemarin, saham BUMI ditutup turun 1,52% ke level Rp323 dibandingkan dengan harga penutupan pada hari sebelumnya Rp328.
Saat dihubungi, Fong menyebutkan dana US$163 juta yang telah disiapkan Grup Bakrie untuk penyelesaian transaksi pemisahan BUMI dari Asia Resource Minerals (yang sebelumnya dikenal dengan Bumi Plc), dari total nilai yang harus disiapkan US$228 juta, berasal dari dana internal.
Dia menambahkan Grup Bakrie sebenarnya telah menyiapkan dana sebesar US$228 juta, tetapi dana tersebut telah dialihkan untuk sejumlah keperluan lain.
“Dana bukan kendala. Grup Bakrie punya uangnya, cash. Sumbernya dari internal,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Kamis (20/2).
Berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada 2012, pembelian kembali 29,2% saham BUMI yang dimiliki oleh Asia Resources Minerals ditetapkan pada harga US$501 juta.
Dengan total dana yang tersedia saat ini sebesar US$436 juta, Grup Bakrie mengajukan permintaan agar saham yang dibayar hanya 25,4%. Sisanya 3,8% akan dilakukan kemudian. “Kami sedang menunggu persetujuan dari regulator UK.”
Dihubungi terpisah, Kepala Riset Uni versal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan molor tidaknya transaksi pemisahan itu, yang jelas pengambilalihan BUMI semakin memperjelas posisi emiten itu yang masih menjadi andalan bagi Grup Bakrie.