Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak diperdagangkan sedikit turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah ketua baru Federal Reserve AS Janet Yellen mengindikasikan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan yang dipetakan pendahulunya Ben Bernanke.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 12 sen menjadi ditutup pada US$99,94 per barel. Pada Senin, WTI berakhir di atas US$100 untuk pertama kalinya tahun ini, melampaui tingkat itu sebesar enam sen.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret menetap di US$108,68 per barel, naik lima sen dari penutupan hari sebelumnya.
Yellen, dalam komentar publik pertamanya sebagai ketua Fed setelah mengambil tampuk pimpinan bank sentral AS pada 1 Februari, menekankan sedikit penyimpangan dari strategi penentu kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) saat ini.
"Saya berharap banyak kesinambungan dalam pendekatan FOMC terhadap kebijakan moneter," katanya kepada Komite Jasa Keuangan DPR AS.
Sesuai perkiraan pasar, laporan Yellen kepada Kongres menunjukkan The Fed akan terus secara perlahan menarik kembali stimulus moneter besar-besarannya, kecuali jika kondisi ekonomi memburuk.
"Reaksi harga minyak terhadap pernyataan Yellen itu cukup diredam," kata analis pasar Forex.com Fawad Razaqzada.
Pedagang sedang menunggu data persediaan minyak mingguan AS dari departemen energi AS (DoE). DoE pada Rabu waktu setempat diperkirakan akan melaporkan kenaikan cadangan minyak mentah dan penurunan sulingan, termasuk minyak pemanas, karena cuaca dingin melanda sebagian besar negara itu.