Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan laju penguatan rupiah atas dolar Amerika Serikat akan berkurang pada hari ini, Rabu (12/2/2014).
“Optimistis masih ada, tetapi laju penguatan rupiah akan berkurang,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (12/2/2014).
Rangga mengatakan selepas pernyataan Gubernur bank sentral AS the Federal Reserve Janet Yellen, euforia mendorong penguatan pasar saham. T etapi yield US Treasury justru naik ke 2,725%.
Seperti diketahui Yellen masih berkomitmen untuk memandu laju pengurangan stimulus (tapering off). Seperti pemimpin Fed sebelumnya yaitu Bernanke, Yellen mengatakan data ekonomi, terutama penyerapan tenaga kerja, akan menjadi acuan utama the Fed.
Dia mengatakan hari ini pasar Asia menunggu neraca perdagangan China yang diperkirakan memburuk.
Sementara itu optimistis dari pasar saham AS akan menular, tetapi data China bisa mengganggu.
Rangga mengatakan kurs rupiah NDF 1bulan menguat bersama dengan mata uang lain di Asia kemarin sore. JISDOR masih ditahan di atas 12.100 menjelang keputusan besaran BI Rate besok (13/2/2013).
“Tidak ada pengetatan berarti di pasar keuangan melihat JIBOR ON yang bertahan di 5,88%. Premium di pasar SUN juga terpangkas sampai sore kemarin. Yield SUN 10 tahun turun ke bawah 9%,” kata Rangga.