Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada hari ini, Selasa (11/2/2014) akan bergerak melemah.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan pernyataan Gubernur bank sentral AS the Federal Reserve janet Yellen nanti malam akan terfaktorkan ke pasar domestik esok pagi. Disusul data perdagangan China yang diperkirakan memburuk.
“Pelemahan rupiah bisa berlanjut di hari ini,” kata Rangga dalam risetnya hari ini, selasa (11/2/2014).
Dia mengemukakan sentimen positif masih tersisa sampai kemarin sore di pasar Asia walaupun makin menipis. Setelah menguat pada pembukaan, indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya terpangkas 0.36% pada penutupan.
Kurs rupiah NDF tenor 1bulan juga merangkak naik 0,29% bersamaan dengan mata uang lain di Asia.
Aksi jual juga terlihat di pasar SUN. Walaupun yied US Treasury tenor 10 tahun sudah turun hingga 2,667%, Yield SUN untuk tenor yang sama masih bertahan di atas 9%.
“Tidak ada data penting baik domestik maupun global selain pernyataan perdana Yellen sebagai Gubernur the Fed yang baru, serta diskusi mengenai pagu utang pemerintah AS,” kata Rangga.
Yield US Treasury terus turun, Yen yang terus menguat, serta harga emas yang terus menguat menandakan masih adanya permintaan terhadap aset safe-haven.
Pergerakan rupiah/US$
Tanggal | Rp/US$ |
10/2 | 12.173 |
7/2 | 12.161 |
6/2 | 12.194 |
5/2 | 12.194 |
Sumber:Bloomberg Dollar Index, 2014