Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia tetap meyakini nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat berpotensi menguat ke Rp11.500 pada akhir tahun.
Meski rupiah sampai saat ini tetap bergerak melemah, dan berada di atas Rp12.200 per dolar AS.
“Sampai akhir tahun rupiah akan menguat ke 11.500 per dolar AS,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini (3/2/2014).
Rangga mengatakan kurs rupiah atas dolar AS saat ini, terlihat sentimen global masih lebih mendominasi pergerakannya.
Terbukti, ujarnya, saat Badan Pusat Statistik hari ini merilis data neraca perdagangan yang surplus, rupiah per dolar AS masih tetap melemah.
“Seharusnya rupiah menguat. (Rupiah tetap melemah karena) faktor global,” kata Rangga.
Sentimen global yang dinilai pengaruhi pergerakan rupiah per dolar AS saat ini adalah:
- Bank sentral AS the Federal Reserve yang kembali akan mengurangi stimulus (tapering off)
- Lambatnya perekonomian sejumlah negara di kawasan emerging market, antara lain China, Turki, dan Argentina.
Seperti diketahui hari ini BPS merilis neraca perdagangan Indonesia pada Desember mencatat rekor surplus senilai US$1,52 miliar, menjadi yang tertinggi secara nilai sepanjang 2013.
Data Desember itu melampaui prediksi para ekonom, yang memproyeksi adanya surplus sekitar US$800 juta – US$900 juta. Para analis sebelumnya menilai kemungkinan surplus terbuka akibat faktor ekonomi global, khususnya pemulihan China dan kenaikan harga CPO.
Pergerakan rupiah/US$
Tanggal | Rp/US$ |
Pukul 12.02 WIB (3/2) | 12.218 |
Buka 3/2 | 12.243 |
30/1 | 12.213 |
29/1 | 12.166 |
28/1 | 12.190 |
Sumber: Bloomberg Dollar Index, 2014