Bisnis.com, JAKARTA - Seluruh produksi nickel pig iron (NPI) dari smelter milik PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) rencananya akan diekspor terutama ke China.
Hal itu terungkap dalam laporan tahunan 2013 perseroan yang dikutip, Kamis (30/1/2014).
Nickel pig iron (NPI) yang akan diproduksi oleh Central Omega Resources adalah NPI dengan kualitas sedang sampai tinggi, yaitu dengan kadar nikel 10%.
Menurut manajemen Central Omega Resources, parameter penting yang mempengaruhi pasar NPI adalah produksi stainless steel. Perseroan memperkirakan produksi stainless steel meningkat di tahun-tahun mendatang.
“Hal ini didasari fakta bahwa produksi mobil dan infrastruktur, di mana stainless steel yang utamanya dikonsumsi oleh industri tersebut, mempunyai tendensi untuk tumbuh kembali di Asia,” tulis manajemen.
Namun sampai saat ini, Indonesia belum mempunyai industri stainless steel dan oleh karena itu, prospek pasar NPI perseroan di dalam negeri saat ini masih belum ada.
“Prospek pasar NPI di luar negeri masih sangat menjanjikan. Oleh karena itu, semua produksi NPI kami akan diekspor ke luar negeri, khususnya ke China,” tulis manajemen.
Alasannya adalah pertama, China mempunyai banyak industri stainless steel yang memerlukan NPI. Kedua, China adalah konsumen stainless steel yang terbesar di dunia.
Ketiga, konsumsi stainless steel per kapita di China masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Seperti diketahui, Central Omega Resources tahun ini fokus menggarap fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih nikel dengan total nilai investasi mencapai US$296 juta.
Smelter yang akan dibangun di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah ini rencananya akan dibangun dalam 3 tahap. Tahap pertama diharapkan akan selesai dan dapat mulai berproduksi pada 2015, dengan kapasitas produksi sebesar 40.000 ton NPI per tahun.