Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures memperkirakan kelanjutan penguatan rupiah atas dolar Amerika Serikat tidak berjalan mulus, karena kembali dibayangi pengurangan stimulus usai ada pernyataan petinggi bank sentral AS.
Analis PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan penguatan ritel AS yang membaik, juga mendorong pasar untuk kembali mengantisipasi kemungkinan dilakukannya pengurangan stimulus (tapering off) oleh the Federal Reserve.
“Penguatan rupiah akan sulit bertahan, karena pasar cemas tapering,” kata Zulfirman saat dihubungi hari ini, Rabu (15/1/2014).
Dia mengatakan petinggi Fed wilayah Filadelpia dan Dallas menyatakan program pengurangan stimulus akan dilakukan secepat mungkin. The Fed sendiri berencana menggelar rapatnya pada akhir Januari ini.
Zulfirman mengatakan meski ada sentimen negatif tersebut, rupiah per dolar AS melemah tipis pada pagi ini.
“Karena market sambut baik pengecualian larangan ekspor mineral, dan adanya data nonfarm payroll AS yang mengecewakan,” kata Zulfirman.
Monex Investindo memperkirakan pergerakan rupiah atas dolar AS pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp11.965-Rp12.100.
Seperti diketahui pada perdagangan Rabu (15/1/2014) nilai tukar rupiah sempat menguat tajam ke bawah Rp12.000 per dolar AS, meskipun selanjutnya kembali melemah tipis.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah menguat 0,68% ke level Rp11.968 per dolar AS pada pukul 09.01 WIB.
Namun, pada pukul 09.03 WIB, rupiah kembali berbalik arah dan melemah 0,19% ke Rp12.073 per dolar AS pada pukul 09.03 WIB. Pukul 10.03 menjadi Rp12.075.
Adapun, pada awal perdagangan, rupiah dibuka melemah 0,11% ke level Rp12.063 WIB.
Pergerakan Rp/US$
Tanggal | Rp/US$ |
Pk. 10.03 WIB (15/1) | 12.075 |
Pk. 09.01 WIB (15/1) | 11.968 |
Buka (15/1) | 12.063 |
13/1 | 12.050 |
Sumber: Bloomberg Dollar Index, 2014