Bisnis.com, JAKARTA—Stok jagung di AS, produsen terbesar di dunia, meningkat paling cepat di luar perkiraan dalam 19 tahun terakhir setelah hasil panen melimpah di tengah meningkatnya permintaan komoditas itu untuk keperluan pakan ternak dan bahan etanol.
Cadangan jagung pada 1 Desember lalu, penghitungan pertama setelah panen selesai, diduga mencapai 10,764 miliar Bush (273,4 juta metrik ton).
Angka itu 34% lebih besar dari tahun sebelumnya, menurut perkiraan rata-rata dari 24 analis berdasarkan hasil survei Bloomberg.
Lonjakan tertinggi sejak 1994 tersebut mengisyaratkan bahwa suplai yang memadai akan memperpanjang penurunan nilai kontrak untuk Maret sebesar 10% menjadi $3,75 per bushel, menurut Dan Cekander dari Newedge USA LLC.
“Kami telah beralih dari defisit suplai setelah kekeringan di AS pada 2012 ke surplus suplai jagung,” ujar Bill Tierney, chief economist pada AgResource Co. di Chicago sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (9/1/2014).
Selanjutnya dibutuhkan waktu dua tahun atau lebih untuk menyesuaikan permintaan dengan cadangan yang melimpah.
Kontrak jagung yang mencapai rekor US$8,49 pada 2012 anjlok tahun lalu ke level terendah seperti pada 1960.