Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Depresiasi Nilai Tukar Negara Berkembang Berlanjut, Bagaimana Rupiah?

Gelombang depresiasi nilai tukar negara berkembang Asia masih terus berlanjut seiring dengan kian pulihnya perekonomian Amerika Serikat yang mengerek permintaan dolar AS

Bisnis.com, JAKARTA—Gelombang depresiasi nilai tukar negara berkembang Asia masih terus berlanjut seiring dengan kian pulihnya perekonomian Amerika Serikat yang mengerek permintaan dolar AS.

Selain itu, keputusan tapering Federal Reserve AS juga memicu eksodus modal senilai total US$3,6 miliar dari negara-negara seperti Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan Indonesia selama Desember.

Pekan lalu, tercatat nilai tukar baht Thailand kian melemah bersamaan dengan eskalasi ketegangan politis yang telah berlangsung selama 2 bulan. Hal itu menambah risiko bagi pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata Negeri Gajah Putih.

Menurut Malayan Banking Bhd, aktivitas perdagangan Thai macet karena sebagian besar pasar tutup selama libur Natal. Baht terdepresiasi 0,8% sejak 20 Desember menjadi 32,873 per dolar di Bangkok dan sempat menyentuh 32,882 atau rekor terburuk sejak Februari 2010.

Sementara itu, rupiah pekan lalu anjlok 0,4% menjadi 12.263 sebelum menyentuh 12.281 atau rekor terendah dalam 5 tahun terakhir. Ringgit Malaysia sedikit berubah pada level 3,2877 dan dolar Taiwan merosot 0,2% menjadi 30,025.

Rupee India menguat 0,3% menjadi 61,8450 per dolar, sedangkan peso Filipina naik 0,3% menjadi 44,380. Dong Vietnam terapresiasi 0,1% menjadi 21.095, sedangkan ren minbi China diperdagangkan pada level 6,0686 dibandingkan dengan 6,0713 pada 20 Desember.

“Sebagian besar mata uang Asia melemah karena penguatan dolar. Data AS yang menunjukkan hasil positif juga memperkuat kemungkinan dilakukannya tapering lebih jauh oleh the Fed,” kata Saktiandi Supaat, Kepala Analis Malayan Banking, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Senin (30/12/2013).

Di lain pihak nilai tukar won Korea menguat 0,7% dari 20 Desember menjadi 1.054,36 per dolar, setelah terdepresiasi 0,8% dua pekan lalu. Sepanjang tahun ini, won menguat 1% terhadap dolar dan menjadi nilai tukar Asia dengan performa terbaik setelah renminbi yang menguat 2,7%.

Nilai tukar won juga mengalami rally 1,4% menjadi 10,05 terhadap yen Jepang. Menurut Wamen Keuangan Korsel Choo Kyung Ho, pergerakan won terhadap yen telah cukup kencang dan problematis.

PERFORMA TERBURUK

Sementara itu, rupiah dinobatkan sebagai nilai tukar dengan depresiasi terburuk tahun ini dengan total pelemahan terhadap dolar menyentuh 21,4% akibat spekulasi investor tentang tapering the Fed.

Menyusul di belakang rupiah adalah rupee yang terjun bebas 11,1% tahun ini, dan peso yang tergelincir 7,5%. Sedikit di bawah peso Filipina adalah ringgit yang anjlok 7% sepanjang tahun ini.

“Jika Anda meneropong 2014, tapering the Fed telah memberi alasan bagi penguatan dolar AS. Di Asia, sebagian ekonomi seperti Thailand dan Indonesia harus berhadapan dengan gejolak politis,” ujar Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group Holdings Ltd.

Pertengahan pekan lalu, rupiah sempat ditutup menguat pada level 12.160 per dolar di pasar off-shore.

Fordyanto Widjaja dari PT Credit Suisse Securities Indonesia menjelaskan sentimen pasar terdongkrak berkat pengumuman daftar negatif investasi oleh pemerintah.

“[Rupiah sedikit tertolong] berkat DNI, yang melonggarkan pembatasan investasi asing terhadap sejumlah industri. Untuk menarik investasi, investor asing kini berhak atas kepemilikan mayoritas untuk bandara, listrik, farmasi, dan perusahaan periklanan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (30/12/2013)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper