Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dollar AS diprediksi Menguat selama 2014

Selain prospek pengurangan stimulus moneter (tapering) Federal Reserve Amerika Serikat, topik kunci lain dalam perekonomian global 2014 diprediksi adalah pembalikan penguatan nilai tukar dolar AS.

Bisnis.com, JAKARTA - Selain prospek pengurangan stimulus moneter (tapering) Federal Reserve Amerika Serikat, topik kunci lain dalam perekonomian global 2014 diprediksi adalah pembalikan penguatan nilai tukar dolar AS.

Banyak pengamat ekonomi yang sebenarnya mengestimasi gelombang rally sekuler dolar AS terjadi awal tahun ini. Namun, berbagai kendala dalam perekonomian domestik Negeri Paman Sam pada akhirnya menunda sentimen bullish nilai tukar paling berpengaruh itu.

Mark McCormick, analis valuta asing Credit Agricole SA menjelaskan ada 3 faktor determinan yang menyebabkan penguatan dolar AS—yang juga dikenal dengan istilah greenback—tidak terjadi pada 2013.

Pertama, kombinasi antara ketakutan tapering dan volatilitas pasar obligasi memaksa banyak investor mengabaikan aset-aset AS. Ini jelas menyebabkan pelemahan dolar,” paparnya, ketika menganalisis prospek dolar untuk tahun depan, Kamis (12/12/2013), seperti dikutip Bloomberg.

 Alasan kedua adalah the Fed gagal meyakinkan pasar bahwa pengurangan quantitative easing (QE)—pembelian obligasi Treasury senilai US$85 miliar per bulan dengan mempertahankan suku bunga pada level mendekati nol—tidaklah berarti rezim uang ketat dimulai.

Kenyataannya pada Agustus kontrak berjangka the Fed (Fed funds futures) dipatok 27% sehingga membuka peluang untuk kenaikan suku bunga (Fed funds rate) sebesar 25 basis poin pada Desember 2014, dibandingkan dengan level 8% untuk saat ini.

McCormick berpendapat faktor ketiga yang menjadi penghambat sementara bagi rally dolar dan imbal obligasi Treasury tahun ini adalah ketidakpastian politik dan data-data ekonomi yang lemah.

“Itu berarti, tahun depan kami rasa hambatan-hambatan itu akan memudar, sehingga mendongkrak dukungan bagi tren penguatan dolar AS. Dalam pandangan kami, kuartal IV/2013 akan menjadi titik balik bagi greenback,” jelasnya.

Landasan dari penilaian McCormick adalah bahwa perekonomian AS akan memimpin akselerasi pertumbuhan global tahun depan. Tidak hanya itu, penyempitan defisit anggaran dan transaksi berjalan adalah topangan struktural yang akan memperkuat dolar pada 2014.

“Selain itu, dorongan penguatan sektor swasta dan berakhirnya kebuntuan fiskal akan membantu akselerasi pertumbuhan AS menjadi 2,5% tahun depan dari level rendah 1,7% tahun ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper