Bisnis.com, BANGKOK – Harga karet tercatat naik dalam 2 pekan berturut-turut. Hal ini adalah imbas dari data penjualan mobil di China dan AS yang meningkat. Akibatnya, pasar berspekulasi permintaan ban bakal turut terkerek.
Di samping itu, pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar AS jelang rilis data nonfarm payrolls AS juga turut menopang kenaikan harga karet. Pasalnya hal ini menambah ketertarikan pasar terhadap kontrak karet berdenominasi yen.
Karet untuk pengiriman Mei di Tokyo Commodity Exchange naik 0,5% menjadi 275.8 yen per kilogram (US$2.700 per ton). Sepanjang minggu ini harga naik 2,1% dan naik 8,8% tahun ini.
Data dari Ward’s Automotive Group menunjukkan penjualan mobil dan truk kecil meningkat menjadi 1,24 juta unit selama November. Angka ini tercatat naik 8,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu data dari BNP Paribas, seperti yang dirilis dari Bloomberg hari ini, Jumat (6/12/2013) memprediksi kenaikan penjualan sebesar 14% selama 2014. Adapun nilai yen turun 0,3% terhadap dolar hari ini.
Adapun karet untuk pengiriman Mei di Shanghai Futures Exchange naik 0,7% dan ditutup pada 19.545 yuan (US$3.213) per ton. Sementara karet free-on-board Thailand tak bergerak dari level 81,95 baht (US$2,54) per kilogram hari ini.