Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mendekati harga terendah dalam waktu hampir enam bulan, sedangkan selisih harga komoditas itu terhadap minyak Brent mencapai level tertinggi sejak Maret.
Kontrak minyak mentah sedikit menguat di bursa New York setelah melemah 1,5% kemarin, sedangkan stok minyak mentah terus naik hingga pekan ke sepuluh di Amerika Serikat di tengah peningkatan produksi di negara tersebut.
Cadangan minyak mentah naik 2,95 juta barel menjadi 391,4 juta atau yang tertinggi sejak Juni, menurut data Lembaga Informasi Energi. Suplai diperkirakan naik 750.000 barel, menurut survei Bloomberg.
“Pasar WTI terus mendapat tekanan setelah produksi minyak domestik meningkat dan bersaing dengan produk impor. Sementara itu masih sulit bagi kalangan industri untuk mengurangi cadangan minyak mentah,” ujar Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates LLC sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (29/11/2013).
WTI untuk pengiriman Januari tercatat US$92,25 per barel di bursa New York Mercantile Exchange atau turun 5 sen pada pukul 13.31 waktu setempat atau pukul 12.31 WIB. Kontrak turun sebesar US$1,38 menjadi US$92,30 kemarin atau yang terendah sejak 31 Mei. Sedangkan volume seluruh kontrak tercatat 93% di bawah rata-rata 100 hari.
Brent untuk pembayaran Januari turun 45 sen menjadi US$110,86 per barel di bursa London. Selisih nilai kontrak Brent mencapai US$18,61 terhadap WTI, sedangkan kemarin selisih itu tercatat US$19,01 atau yang tertinggi dalam kurun lebih dari delapan bulan berdasarkan harga penutupan perdagangan terakhir.