Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas diprediksi bakal berfluktuasi pada tahun depan. Hal ini banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro.
Presiden Direktur PT Jalatama Artha Berjangka Jacob Ongkowidjojo memaparkan outlook tahun depan dalam acara Market Review 2013 & Outlook 2014 Perdagangan Berjangka dan Komoditas, Rabu (20/11/2013), berikut kutipannya.
Harga light crude berpotensi melemah hingga kisaran US$80 per barel dengan potensi pergerakan antara US$80-US$110 per barel.
Emas berpotensi melemah hingga kisaran US$1.000 per troy ounce dengan potensi kisaran pergerakan antara US$1.000-US$1.600 per troy ounce.
Percepatan pertumbuhan ekonomi global bakal memainkan peranan penting terhadap permintaan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Jika hal ini tak terjadi, maka harga CPO bisa turun ke level 2.170 ringgit atau bahkan 2.060 ringgit per ton.
Adapun, kakao berpotensi naik hingga US$3.200 per ton atau bergerak dengan volatilitas cukup tinggi pada kisaran US$2.100-US$2.700.
Sementara itu, harga kedelai masih berpotensi melemah hingga US$1.125 dengan rentang kisaran antara US$1.125-US$1.375 per bushel.
Terakhir, harga kopi berpotensi turun hingga US$80 meskipun dalam waktu dekat terlihat potensi rebound hingga kembali ke US$120 atau bahkan ke US$140 per bag.