Bisnis.com, BANGKOK--Harga karet ditutup pada level tertinggi selama hampir 2 pekan terakhir. Hal ini dipicu spekulasi peningkatan permintaan dari China, konsumen terbesar dunia sementara Indonesia, produsen terbesar di dunia berencana memangkas produksi.
Kontrak karet untuk pengiriman April di Tokyo Commodity Exchange meningkat 0,5% menjadi 259.1 yen per kilogram (US$2.597 per ton). Harga ini mendekati angka tertinggi pada 1 November. Sepanjang tahun ini karet tercatat turun 14%.
Analis dari ACE Koeki di Tokyo Hideshi Matsugana mengatakan, spekulasi permintaan China akan melengkapi pasokan negara tahun ini.
Sementara itu, asosiasi karet di Indonesia menghimbau pada petani untuk mengurangi produksi hingga 10% pada 2014. Hal ini dimaksudkan untuk memperlambat laju peningkatan pasokan karet global dan menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan. Perkiraannya, produksi tahun ini akan mencapai 3,18 juta.
Karet untuk pengiriman Mei di Shanghai Futures Exchange tercatat naik 0,4% menjadi 19.320 yuan (US$3.172) per ton. Adapun data dari Rubber Research Institute of Thailand menunjukkan harga karet free-on-board turun 0,3% menjadi 78,60 baht (US$2,49) per kilogram hari ini, Kamis (14/11/2013). (Bloomberg)