Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak mentah dipengaruhi sentimen adanya kekhawatiran adanya kelebihan suplai, seiring meredanya resiko geo-politik di Timur Tengah
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan muncul juga harapan akan adanya solusi terhadap program nuklir Iran.
"Investor juga bersikap waspada menanti data cadangan minyak AS nanti malam yang dipredksi kembali meningkat." Kata Zulfirman dalam analisanya hari ini, Kamis (14/11/201).
Dikemukakan pada grafik harian, naiknya indikator MACD dan Stochastic dapat memberikan peluang kenaikan bagi minyak.
Namun, potensi kenaikan masih bersifat koreksi, dan mungkin terbatas hingga batas atas channel bearish (US$96.75 per barel).
"Sentimen masih bearish seiring minyak masih berada di dalam channel bearish, dan diperdagangkan di bawah moving average (MA) 50-100-200," kata Zulfirman.
Outlook minyak, ujarnya, masih bearish. Posisi short lebih sesuai dengan stop-loss US$95,55. US$94,1, dan US$95,35 (harga terendah 11 November dan tertinggi 6 November) adalah resisten.
Level US$91,25 dan US$90,1 (harga terendah 3 Juni dan 1 Mei) merupakan support.
Analisa teknikal hari ini harga minyak (US$/barel):
- Level resisten: 94,10, 95,35, 96,75
- Level support: 91,25, 90,1, 89