Bisnis.com, JAKARTA - Porsi emas batangan sebagai bagian dari cadangan devisa tercatat terus meningkat. Indonesia menduduki peringkat 39 sebagai pemilik emas terbanyak berdasarkan data yang dirilis World Gold Council (WGC).
Data yang dirilis pada akhir pekan lalu ini menunjukkan, cadangan emas Indonesia tercatat sebesar 75,9 ton per November 2013. Angka tersebut mewakili 3,1% dari keseluruhan cadangan devisa Indonesia.
Adapun data yang dirilis BI menunjukkan, cadangan devisa Indonesia tercatat meningkat sekitar US$1,32 juta menjadi US$96,99 juta.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menilai, belakangan emas sebagai cadangan devisa memang meningkat tetapi porsinya masih relatif kecil. Dalam catatannya, jika dipukul rata porsi emas hanya sekitar 2%—2,5% saja dari keseluruhan devisa.
“Ini bagian dari portofolio saja, karena emas kurang likuid dan bukan [aset] yang produktif,” katanya pada Bisnis hari ini, Senin (11/11/2013).
Jika dibandingkan dengan valuta asing, emas batangan memang tak likuid. Dia memperkirakan pembelian emas ini lebih dikarenakan harga yang murah sehingga lebih terjangkau.
Sementara itu, berdasarkan data tersebut, Amerika Serikat menduduki peringkat teratas dengan cadangan emas sebanyak 8.1333,5 ton. Jerman menduduki posisi kedua dengan 3.390,6 ton dan International Monetary Fund (IMF) dengan jumlah cadangan emas 2.814 ton.
Adapun untuk sejumlah negara di Asia Tenggara, posisi dipimpin Filipina yang menduduki posisi ke-23 dengan cadangan emas 193 ton disusul Thailand dengan 152,4 ton, dan Singapura yang memiliki 127,4 ton di posisi ke-27.
Malaysia tercatat pada peringkat 51 dengan jumlah emas 36,4 ton dan Kamboja ada di posisi ke-67 dengan emas sebanyak 12,4 ton. Laos menyusul di posisi ke-71 dengan cadangan emas 8,9 ton dan Myanmar dengan cadangan emas sebesar 7,3 ton membuntuti di posisi ke-75. WGC memperoleh data tersebut dari International Financial Statistics (IFS) milik IMF.