Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menambah cadangan emas sekitar 130.000 troy ounce atau sekitar 4,04 ton selama periode Januari-Agustus 2013 menjadi 2,51 juta troy ounce atau sekitar 78,07 ton.
Data International Monetary Fund (IMF) terhadap cadangan devisa Indonesia menunjukan penambahan emas banyak terjadi pada Januari yakni sekitar 60.000 troy ounce. BI kemudian membeli emas pada April, Mei dan Juni masing-masing sekitar 20.000 troy ounce.
Namun, nilai emas yang dikelola oleh BI turun menjadi US$3,53 miliar pada akhir Agustus 2013, dibandingkan dengan akhir 2012 yang tercatat US$3,93 miliar. Hal itu sejalan dengan pelemahan harga bullion global selama 2013.
Pada akhir Agustus, harga emas dunia tercatat US$1.395,27/troy ounce, turun 16,27% dibandingkan dengan akhir 2012 yang tercatat US$1.675,35/troy ounce.
Nilai emas yang dikelola oleh BI itu memiliki porsi sekitar 3,8% dibandingkan dengan total cadangan devisa yang menembus US$92,99 miliar pada akhir Agustus. Lebih dari 92% cadangan devisa yang dikelola berbentuk mata uang maupun surat berharga negara lain.
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) mengatakan, pembelian emas itu merupakan salah satu strategi bank sentral dalam melakukan diversifikasi cadangan devisa.
“Kami membeli emas ketika harga turun,” ujarnya Selasa (29/10/2013).
Berdasarkan catatan Bisnis, BI gemar menambah kepemilikan emas seiring dengan peningkatan cadangan devisa. Selama 2012 lalu, BI menambah cadangan emas hampir 1 ton menjadi US$2,38 juta troy ounce.