Bisnis.com, JAKARTA— Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia segera akan mengumumkan acuan suku bunga (BI Rate) pascapertemuan yang digelar hari ini, Selasa (8/10/2013).
Keputusan yang akan diambil tersebut, tentunya akan mempengaruhi laju rupiah atas dolar Amerika Serikat.
Namun Periset dan Analis Senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan laju rupiah hari ini lebih dipengaruhi pengamatan investor pada kemungkinan putusan keinginan AS menaikkan pagu utang (debt ceiling) ketimbang soal BI Rate.
Apalagi, ujarnya, diyakini BI Rate besarannya akan dipertahankan Bank Indonesia di angka 7,25%.
“Sentimen eksternal kemungkinan default [gagal bayar mempengaruhi laju rupiah] utang dan bunga jelang 17 Oktober,” kata Zulfirman saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, Selasa (8/201/2013).
Jika sampai tidak direstuinya keinginan menaikkan pagu utang, ujarnya, situasi ekonomi di AS bisa mempengaruhi global.
Mengingat AS merupakan negara dengan ekonomi terbesar dunia.
“[Akhirnya bisa] semua terseret,” kata Zulfirman.
Seperti diketahui Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah pada level Rp11.538 per dolar AS. Nilai itu melemah 0,05% dibandingkan dengan patokan kurs tengah kemarin sebesar Rp11.532 per dolar AS. (ltc)