Bisnis.com, JAKARTA-Analis J.P Morgan Securities Indonesia Aditya Srinath memperkirakan laba bersih XL Axiata Tbk akan terdilusi dalam jangka pendek secara signifikan.
Pada semester I/2013 Axis mengalami penurunan laba operasional sebesar Rp1,84 triliun atau dalam perhitungan tahunan diterjemahkan menjadi Rp3,68 triliun, lebih besar dari perkiraan J.P Morgan terhadap laba usaha XL Axiata.
Dengan asumsi bahwa XL bisa menurunkan kerugian Axis sebesar 75% pada 2014, efisiensi belanja modal Rp3 triliun, dan bunga utang di level 7% setelah akuisisi, perseroan memperkirakan laba bersih XL bisa terdilusi mencapai 24% pada 2014. Alhasil, laba bersih per saham (earning per share/EPS) Axiata pun diprodiksi ikut merosot 6,5%.
Menurut Aditya, isu kendala dari sisi jaringan mungkin terselesaikan. Manajemen XL memang berharap adanya efisiensi belanja modal mencapai US$800 juta, meski sekitar US$200 juta akan bertambah dan digunakan pada 2 sampai 3 tahun berikutnya. Sementara itu sebagian besar efisiensi sisanya, yakni US$400 juta akan dipakai setelah 5 tahun.
“Mengingat luasnya spektrum tambahan tersebut, JP Morgan berekspektasi adanya jumlah penghematan yang lebih tinggi,” ungkapnya dalam hasil riset perseroan.
Manajemen telah mengelola target belanja modal 2013, tetapi JP Morgan mengestimasi belanja modal bisa lebih rendah sekitar Rp2 triliun-Rp3 triliun pada 2014.
JP Morgan juga mengamati bahwa akan ada biaya lisensi yang lebih tinggi pada spektrum tambahan. Saat ini XL membayar hampir 6% dari pendapatan untuk biaya lisensi, dan perseroan mengestimasi persentasenya akan mendekati 10%.
“Dalam waktu dekat, kami tidak memperkirakan tekanan harga akan mereda, mengingat bahwa Hutch masih mengalami berbagat tantangan. Kuncinya adalah berapa lama Hutch akan mampu bertahan? apakah ini menjadi lebih dari sekedar penantian?,” ungkapnya.