Bisnis.com, JAKARTA— Kurs tengah Bank Indonesia untuk nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat penguatannya terhenti pada hari ini, Jumat (4/10/2013), setelah mampu menguat selama tiga hari.
Periset dan Analis Senior PT Monex Investindo Furures Zulfirman Basir mengatakan meski ada penurunan tipis BI Rate pada hari ini, diyakini nilai tukar rupiah pada dolar AS masih berada pada tren penguatan hingga dua pekan ke depan.
“Ini pelemahan konsolidasi, apalagi pergerakan menutup pekan,” kata Zulfirman saat dihubungi lewat telepon genggamnya hari ini, Jumat (4/10/2013).
Pergerakan rupiah dalam 1-2 minggu ke depan, ujarnya, diyakini stabil di kisaran Rp11.000-Rp11.600 per dolar AS.
Alasan yang melatarbelakangi prediksi tren penguatan rupiah atas dolar AS adalah:
- Terjadinya shutdown parsial diyakini akan mendorong Bank Sentral AS, The Federal Reserve untuk tidak mengurangi stimulus dalam keputusan pertemuan di akhir Oktober 2013. Hal ini akan menyebabkan dolar AS tidak menguat, dan rupiah terbantukan performanya
- BI memperpanjang SWAP dengan China
Zulfirman mengatakan memang nilai tukar rupiah atas dolar AS tidak akan beringsut lebih kuat lagi dari angka Rp11.000 per dolar AS atau menjadi di level Rp10.000 per dolar AS.
“Yang mungkin rupiah berada di angka Rp11.000 per dolar AS, Apalagi jika inflasi lebih rendah dari BI Rate, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat, dan berkelanjutannya surplus neraca perdagangan,” kata Zulfirman.
Kurs tengah nilai tukar rupiah atas dolar AS
30 September 2013 | 11.613 |
1 Oktober 2013 | 11.593 |
2 Oktober 2013 | 11.568 |
3 Oktober 2013 | 11.535 |
4 Oktober 2013 | 11.556 |
Sumber: BI, 2013 (ltc)