Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun hingga pekan kedua setelah produksi Libia naik dan Presiden Suriah Bashar al-Assad memberikan akses kepada PBB untuk memeriksa senjata kimianya.
Kontrak sedikit berubah setelah mengalami penurunan 1,6% yang merupakan penurunan keempat dalam lima hari. Produksi minyak mentah Libia diperkirakan naik hingga 800.000 barel per hari setelah lima dari sembilan terminal ekspor negara itu kembali beroperasi.
Sementara itu, Suriah menyatakan bersedia memberikan informasi soal senjata kimia dan membuka akses bagi inspektur PBB ke lokasi sensitif negara itu terkait keberadaan senjata kimia sebagai mana dikutip Bloomberg, Jumat (20/9/2013). Harga minyak mentah naik ke level tertinggi dalam tiga pekan pada 18 September setelah bank sentral As tanpa diduga tidak jadi memangkas stimulus moneter.
Harga minyak WTI untuk pengiriman Oktober naik 2 sen menjadi US $106,41 per barel di bursa New York Mercantile Exchange pukul 06.44 waktu Singapura atau pukul 05.44 WIB hari ini. Harga tersebut turun US$1,68 menjadi US$106,39. Nilai kontrak paling aktif pada November itu turun 10 sen pada posisi US$105,76. Sedangkan volume seluruh kontrak yang diperdagangkan tercatat 87% di bawah rata-rata 100 hari.
Sedangkan minyak Brent untuk pembayaran November turun US$1,84 atau1,7% menjadi US$108,76 per barel di bursa London. Minyak mentah acuan Eropa tersebut ditutup dengan selisih harga US$2,90 terhadap WTI atau yang terendah sejak 12 Agustus.