Bisnis.com, JAKARTA-Harga minyak dunia bervariasi di perdagangan Asia pada hari ini, Rabu (18/9/2013) karena investor menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve AS untuk mengetahui rencana program stimulusnya.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober naik 18 sen menjadi US$105,60 dalam perdagangan pagi, tetapi minyak mentah Brent North Sea untuk November turun 36 sen ke posisi US$107,83.
Surutnya ancaman tindakan militer di Suriah, membuat perhatian beralih ke hasil pertemuan dua hari The Fed, dengan harapan ada pengurangan dalam pembelian obligasi US$85 miliar per bulan, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE).
Kepala Bank Sentral AS Ben Bernanke akan membuat pernyataan setelah pertemuan itu sebelum mengadakan konferensi pers.
"The Fed diperkirakan akan mengumumkan keputusan yang ditunggu-tunggu untuk pengurangan pembelian obligasi," kata DBS Bank dalam sebuah komentar pasar, seraya menambahkan bahwa konsensus pasar adalah suatu pengurangan yang hati-hati sekitar US$15-US$20 miliar.
Harga minyak naik ke level tertinggi dalam beberapa bulan di tengah kekhawatiran bahwa AS akan meluncurkan serangan militer terhadap Suriah untuk menghukum rezim Assad yang diduga menggunakan senjata kimia pada rakyatnya sendiri.
Namun, harga mereda setelah AS-Rusia sepakat mengumpulkan secara bersama dan kemudian menghancurkannya. Selain itu berita bahwa Libya telah kembali memproduksi minyak juga membantu menempatkan tekanan pada harga.
Selain itu, protes oleh pekerja lapangan minyak sejak Juli telah melumpuhkan produksi Libya. (Antara/AFP)