Bisnis.com, LONDON--Harga minyak New York mencapai titik terendah dalam dua minggu pada Selasa setelah kekhawatiran mengenai Suriah memudar dan menjelang pertemuan Federal Reserve AS, kata para pedagang.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada Oktober, merosot ke US$105,59 per barel - yang terakhir terjadi pada awal September.
Harga kemudian naik ke posisi US$106,27, di bawah 32 sen dari penutupan Senin , tulis Antara, Selasa (17/9/2013).
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 49 sen ke posisi US$109,58 per barel dalam transaksi sore London.
Pasar minyak telah merosot lebih dari satu dolar setengah pada Senin, karena investor bereaksi terhadap kesepakatan akhir pekan antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov untuk membongkar senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014.
Sementara itu Brent telah menurun dalam perdagangan harian Senin ke posisi US$108,73-level yang terakhir terlihat pada 21 Agustus .
"Harga minyak Brent telah jatuh di bawah US$110 per barel untuk pertama kali bulan ini dengan kekhawatiran pasokan dari Timur Tengah mereda kembali, dan antisipasi bahwa Federal Reserve AS akan kembali memangkas proses pembelian obligasi," kata analis Gary Hornby pada konsultan energi Inenco.
Investor khawatir bahwa kemungkinan serangan balasan atas serangan di bawah pimpinan AS terhadap Suriah karena diduga menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri, memicu konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengan, katanya.
Sementara itu, kekuatan Barat pada Selasa yang siap untuk menekan upaya mereka untuk resolusi PBB guna membersihkan senyata kimia Suriah sehari setelah sebuah laporan oleh badan dunia menginddikasikan suatu serangan "mengerikan" menggunakan gas sarin.
"Harga minyak mentah melemah setelah perjanjian Rusia - Amerika Serikat mengumpulkan bersama-sama dan menghancurkan senjata kimia Suriah," kata Teoh Say Hwa, kepala investasi di Phillip Futures di Singapura dalam sebuah catatan. (ra)