Bisnis.com, JAKARTA--PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), emiten tambang batu bara, melebarkan sayap ke bisnis usaha jasa pertambangan.
Anak dari perusahaan batu bara asal Thailand, Banpu Public Company Limited, itu mendirikan entitas anak baru di bidang tersebut, yakni PT Tambang Raya Usaha Tama. Dalam keterbukaan infomasi, Selasa (17/9), perseroan melayangkan surat pemberitahuan ke Bursa Efek Indonesia soal pendirian entitas anak baru.
Sekretaris Perusahaan Indo Tambangraya Megah Roslini Onwardi mengatakan perseroan masih mengurus surat izin pendirian entitas anak baru di Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Karena proses izin masih berjalan, perseroan belum memiliki rencana bisnis lebih rinci.
"Operasional entitas anak baru tergantung keluarnya izin dari kementerian. Jadi, kami belum bisa memastikan kapan anak usaha beroperasi," kata Roslini saat dihubungi Bisnis, Selasa (17/9/2013).
Perseroan pada tahun ini juga melebarkan sayap bisnis ke perdagangan batu bara dengan cara mendirikan entitas anak baru bernama PT ITM Indonesia. Sampai saat ini perseroan baru mengatongi surat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM pada 16 April 2013.
Menurut Roslini, ITM Indonesia belum bisa beroperasi karena belum memiliki izin dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sampai saat ini perseroan memiliki tiga entitas anak di bidang penambangan batu bara dengan kepemilikan penuh. Ketiga anak usaha yang beraktivitas di Kalimantan Timur itu yakni PT Indominco Mandiri, PT Trubaindo Coal Mining, dan PT Jorong Barutama Greston. Hingga penghujung tahun lalu ketiganya memiliki total aset sebelum eliminasi sebesar US$896,18 juta.
Pada paruh pertama 2013 penjualan bersih perseroan sebesar US$1,09 miliar, turun 9,53% dari total penjualan bersih pada semester I/2012 sebesar US$1,2 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan pada semester I/2013 sebesar US$123,43 juta, merosot 49,98% dari periode sama tahun lalu sebesar US$246,74 juta.