Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures memprediksi rupiah yang sempat menguat setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, kembali bakal mendapat sentimen negatif dengan adanya agenda rapat Bank Sentral AS The Federal Reserve.
Periset dan Analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman basir mengatakan apalagi kemarin AS memaparkan tingkat pengangguran yang lebu rendah, yang mengindikasi membaiknya ekonomi Amerika serikat.
Kondisi tersebut memicu kekhawatiran pasar bakal adanya pengurangan stimulus.
“Rupiah masih cenderung melemah, karena pasar sudah bergerer dari Rapat BI menjadi ke pertemuan [bank sentral] AS pada18 September 2013 atau 19 WIB dini hari,” kata Zulfirman saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, jumat (13/92013).
Menurut dia rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang memutuskan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 7,25% menjadi sentiment positif sehingga menguatkan rupiah.
“Tapi belum cukup menciptakan momentum berkelanjutan,” kata Zulfirman.
Seperti diketahui kurs rupiah atas dolar AS pada pagi hari semapt bertengger di angka Rp11.167 per dolar AS, kemudian menjadi Rp11.171pada pukul 11.30 WIB, dan menjadi Rp11.238 sekitar pukul 14.30 WIB.
“Rupiah masih cenderung melemah, karena pasar sudah bergerer dari Rapat BI menjadi ke pertemuan [bank sentral] AS pad18 September 2013 atau 19 WIB dini hari,” kata Zulfirman saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, jumat (13/92013).
Menurut dia rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang memutuskan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 7,25% menjadi sentimen positif sehingga menguatkan rupiah.
“Tapi belum cukup menciptakan momentum berkelanjutan,” kata Zulfirman.
Seperti diketahui kurs rupiah atas dolar AS pada pagi hari semapt bertengger di angka p11.167 per dolar AS, kemudian menjadi Rp11.171pada pukul 11.30 WIB, dan menjadi Rp11.238 sekitar pukul 14.30 WIB.