Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intervensi AS ke Suriah Bayangi Pergerakan Harga Minyak Mentah

Bisnis.com, JAKARTA—  PT Monex Investindo Futures menilai  potensi penurunan minyak mentah yang terjadi saat ini kemungkinan terbatas, mengingat kalangan investor tetap mencemaskan potensi penyerangan militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah.

Bisnis.com, JAKARTA—  PT Monex Investindo Futures menilai  potensi penurunan minyak mentah yang terjadi saat ini kemungkinan terbatas, mengingat kalangan investor tetap mencemaskan potensi penyerangan militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah.

Periset dan Analis Senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir harga minyak mentah juga dipengaruhi kewaspadaan kalangan investor menjelang pertemuan Boj (Bank of Japan), BoE (Bank  of England), dan ECB (European Central Bank).

“Sentimen cukup rapuh seiring investor,” kata Zulfirman dalam analisanya hari ini, Kamis (5/9/2013).

Pada grafik harian,turunnya indikator MACD dan Stochastic dapat menyediakan peluang penurunan bagi minyak. Meski demikian, potensi penurunan mungkin terbatas hingga MA 200 ($105.50).

Minyak masih bergerak sideways mengingat sentimen bullish masih ada selama minyak masih diperdagangkan di atas moving average (MA) 50-100-200.

“Investor tetap cemaskan potensi penyerangan militer AS ke Suriah yang dapat meningkatkan risiko geopolitik di Timur Tengah, kawasan produksi minyak utama dunia,” kata Zulfirman.

Monex merinci outlook minyak masih netral. Namun posisi short lebih sesuai dengan stoploss  $109.35,  $108.15 dan $109.30 per barel (harga tertinggi 16 dan 27 Agustus) adalah resisten. $106.50 dan $105.50 per barel (harga terendah 3 September dan MA 50) merupakan support.

Monex memperkirakan pergerakan harga minyak mentah hari ini diperkirakan bergerak pada US$104.20-$110.50 per barel.

Seperti diketahui Minyak West Texas Intermediate (WTI) turun terparah dalam 2 pekan, menyusul persetujuan AS untuk melakukan serangan dalam skala terbatas terhadap Suriah. Kontrak berjangka turun 1,2% (Bisnis, 5 September 2013).

WTI untuk pengiriman Oktober turun US$1,31 dan menetap di level US$107,23 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan terbesar sejak 20 Agustus. Tahun ini, harga telah melonjak 17%. (ltc)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper