Bisnis.com, JAKARTA - PT Siloam International yang bakal melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) itu akan menggunakan kode SILO.
Kode saham tersebut akan digunakan saat pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 12 September 2013. Sementara itu periode penawaran ritel dilakukan 4-6 September, penjatahan saham pada 10 September dan tanggal pembayaran atau pengembalian uang pada 11 September.
Siloam akan menawarkan 156,100,000 saham biasa, dengan par value Rp 100 per lembar saham dengan opsi penjatahan lebih hingga 5.900.000 saham (sekitar 3,8% dari total saham yang ditawarkan) pada harga penawaran Rp 9.000 per saham.
Sebelumnya Siloam juga sempat menurunkan kisaran harga IP menjadi Rp9.000-Rp9.500 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp10,4 triliun-Rp11 triliun dari kisaran Rp11.200-Rp14.200 per lembar saham dengan target kapitalisasi pasar sebesar Rp13 triliun-Rp16,5 triliun.
Untuk menyosialisasikan IPO tersebut, belum lama ini Siloam melakukan roadshow internasional ke Singapura, Hong Kong dan London. Meskipun kondisi pasar regional kurang menguntungkan, namun tawaran tersebut menarik minat dari dana internasional yang melihat keunikan Siloam.
Presiden Direktur Siloam Gershu Paul menyatakan kegembiraannya karena sebagian besar investor global telah memberikan nilai lebih untuk pencapaian Siloam dalam layanan kesehatan di Indonesia.
"Dengan dukungan dari pemegang saham yang luas, kami memberikan komitmen dan akan terus melanjutkan rencana Siloam untuk membawa layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia," jelasnya dalam keterbukaan informasi yang dirilis Selasa (3/9/2013).
Hingga saat ini Siloam memiliki 14 rumah sakit yang beroperasi dengan kapasitas tempat tidur sekitar 3.400 buah. Dalam jangka waktu 5 tahun, Siloams menargetkan untuk menambah jumlah rumah sakit menjadi 40 dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 10.000.