Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garda Tujuh Buana Raih Kontrak Pengiriman Batu Bara 5,1 Juta Metrik Ton

Bisnis.com, JAKARTA -- Produsen batu bara PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) mengklaim telah mendapatkan kontrak baru pengiriman batu bara langsung ke konsumen di India sebanyak 5,1 juta metrik ton dengan durasi setahun hingga Juli tahun depan.

Bisnis.com, JAKARTA -- Produsen batu bara PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) mengklaim telah mendapatkan kontrak baru pengiriman batu bara langsung ke konsumen di India sebanyak 5,1 juta metrik ton dengan durasi setahun hingga Juli tahun depan.

“Hingga akhir tahun ini, kami perkirakan akan mengirim total sekitar 2,7 juta ton – 2,8 juta ton batu bara,” tutur Pardeep Dhir, Komisaris Garda Tujuh Buana, Senin (2/9/2013).

Adapun, penjualan perseroan pada semester I/2013 merosot tajam menjadi Rp84,1 miliar jika dibandingkan dengan pencapaian pada periode sama tahun lalu yakni senilai Rp1,1 triliun.

Begitu juga dengan laba sebelum pajak penghasilan. Perseroan membukukan laba sebelum pajak penghasilan pada paruh pertama tahun ini hanya mencapai Rp19,1 miliar, molorot drastis jika dibandingkan semester I/2012 senilai Rp939,8 miliar.

Ambruknya kinerja perseroan pada semester I/2013 disebabkan adanya dugaan kesalahan dalam laporan keuangan yang terkait dengan kontrak pengiriman batu bara dengan Agrocom Ltd.

Perseroan akan menyajikan kembali laporan keuangan 31 Desember 2012 dengan pengurangan laba sebelum pajak senilai Rp711,1 miliar akibat dibatalkannya kontrak dengan Agrocom.

Pardeep menuturkan setelah mengadakan perundingan dengan Agrocom, kedua pihak sepakat untuk mengakhiri perjanjian pemasaran pada 22 Mei 2013.

Sebagai gambaran, pada 14 Juni 2012, kedua pihak sepakat mengadakan kerjasama tersebut. Garda Tujuh Buana memberikan hak pemasaran eksklusif kepada perusahaan asal Timur Tengah tersebut sebesar 10 juta metrik ton batu bara senilai US$250 juta.

“Sebagai kelanjutan, kami telah siap mengirim batu bara. Namun, meskipun diingatkan, Agrocom tidak pernah meminta pengiriman batu bara,” paparnya.

Selain penghapusan laba sebelum pajak tersebut, dia menjelaskan kedua pihak sepakat bahwa cicilan biaya pemasaran pertama senilai US$7,5 juta akan ditahan oleh Garda Tujuh Buana sebagai kompensasi dari pembatalan kontrak tersebut.

Kendati harus kehilangan kontrak tersebut, manajemen perseroan optimistis dapat memenuhi target produksi dan penjualan tahunan mengingat India dan China akan meningkatkan permintaan batu bara mereka.

“Kami juga yakin kas yang ada dan keuntungan masa depan akan lebih dari cukup untuk menjaga operasional perseroan,” ungkapnya.

Dia menuturkan kas laba (EBITDA) perseroan pada 6 bulan pertama tahun ini mencapai Rp32,6 miliar. Pihaknya memerkirakan EBITDA untuk tahun ini dapat mencapai sekitar US$8 juta.

Sebelumnya, otoritas Bursa Efek Indonesia telah menghentikan sementara saham GTBO akibat adanya permasalahan laporan keuangan tersebut. Terakhir kali, harga saham GTBO berada di level Rp2.200 per lembar.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper