Bisnis.com, JAKARTA— Trust Securities memprediksi rupiah masih terus tertekan oleh laju nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat.
“Awan negatif terus berada pada laju rupiah di awal pekan ini,” kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam rekomendasi dan analisanya untuk hari ini, Selasa (20/8/2013).
Trust Securities menilai ada sejumlah penyebab atas pelemahan rupiah tersebut yaitu,
- Penguatan dolar AS seiring dengan rencana pertemuan The Fed.
- Ada imbas dari dari penyampaian asumsi makro yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya Jumat (16/8/2013) yang yang dinilai tidak sesuai kondisi riil. Hal ini membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual.
- Komentar Menteri Keuangan Chatib Basri yang tetap yakin nilai tukar rupiah masih dalam level aman, karena tidak separah pelemahan mata uang negara berkembang lainnya, seperti rupee dan dolar Australia.
- Pemerintah menilai kondisi rupiah masih wajar, yang membuat pelaku pasar lebih agresif dalam melepas rupiah. Pelaku pasar menganggap komentar tersebut tidak mengindikasikan adanya langkah strategis dalam menahan pelemahan rupiah.
“Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian 10.420-10.585,” kata Reza. (ltc)