Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Saham Consumer Goods Diprediksi Melambat

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan saham emiten perusahaan barang-barang konsumsi (consumer goods)  pada semester II/2013 diprediksi melambat.

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan saham emiten perusahaan barang-barang konsumsi (consumer goods)  pada semester II/2013 diprediksi melambat.

Hal tersebut dipengaruhi dengan penetapan suku bunga Bank Indonesia dan kebijakan perbankan lainnya.

Kepala Riset PT Buana Capital Alfred Nainggolan menilai kebijakan perbankan berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat yang selama ini ikut mengendalikan pergerakan kinerja emiten consumer goods.

Hal itu juga berpengaruh pada perusahaan yang mengandalkan pembiayaan melalui perbankan.

“Kondisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing juga perlu dicermati, apalagi untuk emiten-emiten yang memiliki utang dalam kurs dolar AS misalnya INDF,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (19/8/2013).

Perlambatan pertumbuhan saham emiten consumer goods juga didukung dengan kenaikan harga BBM pada Juni lalu. Sebelumnya perlambatan juga tercermin dari laporan keuangan semester I/2013. Rata-rata terjadi penurunan margin dan laba kotor yang disebabkan kenaikan beban produk akibat kenaikan harga bahan baku dan UMR.

Selama semester I/2013, pertumbuhan saham emiten consumer goods hanya mengalami kenaikan sebesar 2%-3%, hal serupa juga diprediksi akan terjadi di semester kali ini. Apalagi dengan kondisi ekonomi saat ini, semester II dinilai akan lebih berat bagi perseroan.

“Saham-saham emiten consumer goods akan tetap tumbuh, tapi tidak sebagus tahun lalu,” imbuhnya.

Meski demikian, saham-saham consumer goods tetap bisa dilirik untuk dijadikan pilihan di semester II. Analis PT Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza menilai sektor barang konsumsi masih memiliki prospek yang lebih baik dibandingkan dengan sektor lain.

Rheza menilai di semester II margin laba bersih emiten consumer goods diprediksi akan meningkat, apalagi untuk perseroan yang menggunakan komoditas dunia sebagai bahan baku. Pasalnya saat ini harga komoditasdunia melemah.

Menurutnya saham yang patut dilirik adalah perseroan yang berkonsentrasi pada produksi makanan pokok seperti AISA, sedangkan ICBP dan ULTJ terdorong dengan prediksi kenaikan konsumsi susu hingga 20% pada tahun ini.

“Dalam beberapa pekan harga saham emiten consumer goods memang cenderung melemah tapi hal tersebut lebih terpengaruh pergerakan IHSG. Meskipun terkoreksi tetapi tidak terlalu dalam seperti sektor lainnya,” ujarnya.

Pada perdagangan Selasa (20/8/2013) siang, pergerakan saham consumer goods berada pada zona merah. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) turun 5,51% atau 350 poin ke level Rp9.350, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 5,22% atau 350 poin ke level Rp6.000, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) turun 250 poin atau 3,21% ke level Rp7.550.

Adapun PT Mayora Indah Tbk (MYOR) turun 11,93%% atau 3.950 poin ke level Rp29.000, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ) turun 11,93% atau 525 poin ke level Rp3.875, dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) turun 8% atau 100 poin ke level Rp1.150.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper