Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak di kisaran 4.644-4.717 pada perdagangan hari ini, Jumat (26/7/2013).
Demikian prediksi Henan Putihrai Analyticcs, Jumat (26/7/2013).
Bursa Wall Street ditutup menguat tipis yang ditopang oleh pelaporan kinerja keuangan emiten di AS periode 2013.
Laporan keuangan yang dirilis di AS kemarin, Kamis (25/7/2013), sebagian besar berada di atas ekspektasi pasar seperti yang didemonstrasikan saham Facebook dengan kenaikan harga saham 30% dalam sehari, merespon kinerja keuangan yang berada di atas ekspektasi pasar sebesar 39%.
Namun, euphoria pasar karena positifnya kinerja keuangan meredup setelah data Initial Jobless Claims periode 20 Juli menunjukkan kenaikan angka pengangguran di atas estimasi (survey 340k; actual 343k; prior 336k), kendati pesanan barang Durable Goods menunjukkan kenaikan (survey 1.4%; actual 4.2%k; prior 3.6%).
Hal ini mengindikasikan pasar mulai membiasakan diri dengan kemungkinan kondisi apabila Fed mengurangi stimulus QE yang artinya pemulihan perekonomian AS.
Selain itu, terdapat artikel yang beredar di pasar dan menjelaskan bahwa terdapat kemungkinan Fed tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga pada rapat pekan depan.
Sementara itu, bursa saham di Eropa melemah tipis setelah kinerja keuangan yang dilaporkan oleh beberapa emiten di Eropa masih berada di bawah estimasi.
Imbal hasil German Bund kembali mengalami kenaikan meski data indeks keyakinan bisnis di Jerman menunjukkan perbaikan di atas estimasi pasar.
Di sisi lain, naiknya biaya Credit Default Swap sebagai instrument perlindungan terhadap risiko gagal bayar obligasi korporasi, menunjukkan masih tingginya risiko kondisi perekonomian Eropa.
Dollar AS kembali melemah terhadap beberapa mata uang utama di dunia yang mendorong harga komoditas seperti emas dan minyak menguat.
Pelemahan mata uang AS dipicu oleh meningkatnya preferensi risiko investor setelah sekian lama mencermati kondisi pasar global, sehingga mendorong investor untuk kembali berinvestasi pada aset yang lebih berisiko terutama di AS.
Dampak pelemahan Dollar AS berimbas hingga pasar Asia Jumat (26/7/2013) pagi ini dengan melemahnya sebagian besar bursa saham di Asia. Saham-saham eksportir mendorong bursa Asia melemah pagi ini.
Pelemahan Dollar AS berpotensi berdampak terhadap beberapa emiten yang berorientasi ekspor di Indonesia.
Selain itu, momentum pelaporan kinerja keuangan berpotensi menjadi exit point para investor kecuali terdapat kinerja keuangan emiten yang signifikan berada di atas estimasi pasar.