Bisnis.com, LONDON – Harga kopi robusta naik untuk hari ketiga di London akibat pengiriman dari Indonesia yang merupakan produsen terbesar ketiga dunia, ditambah dengan petani Vietnam yang memilih memegang stok. Sementara itu kakao naik dan gula turun.
Ekspor kopi di Indonesia turun 28% dari tahun lalu karena cuaca basah sehingga menyulitkan pengeringan biji kopi, demikian kata pedagang Nedcoffee BV yang berbasis di Amsterdam.
Pengiriman petani ke pelabuhan ekspor Bandar Lampung sejak awal musim sampai Juli 5 tercatat 77.719 ton, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 108.342 ton
Sementara itu, petani dan pedagang di Vietnam memilih menyimpan hasil panennya hingga 21%.
“Kesulitan distribusi di Indonesia ini memperburuk masalah yang disebabkan oleh gerakan lambat Vietnam," kata Sterling Smith, seorang spesialis berjangka di Citigroup Inc di Chicago.
Kopi robusta untuk pengiriman September naik 0,4% menjadi US$1.953 per ton pada pukul 11.10 di NYSE Liffe di London, setelah naik ke US$1.965 per ton kemarin, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 24 Mei.
Adapun kopi Arabika untuk pengiriman September naik 0,3% pada US$1,2635 per pound di ICE Futures US di New York. Ini naik 2,2% dari level kemarin. Volume perdagangan berjangka adalah 65% lebih tinggi dari rata-rata untuk 100 hari terakhir.
Nedcoffee memperkirakan panen petani di daerah perkebunan utama Indonesia di Sumatera bagian selatan sekitar 137.350 ton, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan musim panen tahun sebelumnya 140.450 ton.
Seorang pedagang menyatakan petani dan tengkulak di Vietnam memproduksi kopi 314.892 ton.