Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Naik, Pasar Obligasi Sumringah

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basispoin ke level 6,5% akan membawa sentimen positif terhadap pergerakan pasar obligasi nasional.

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basispoin ke level 6,5% akan membawa sentimen positif terhadap pergerakan pasar obligasi nasional.

Ariawan, Analis Obligasi PT Sucorinvest Central Gani, menilai langkah Bank Indonesia menaikkan level BI rate akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Pada tahap selanjutnya, kurs rupiah yang terkendali akan mendorong aliran dana asing masuk ke pasar surat berharga negara karena minimnya risiko nilai tukar. Dengan begitu, imbal hasil (yield) obligasi akan kembali menurun.  

“Kalau BI rate tetap maka kurs rupiah akan terus melemah dan sangat berpengaruh pada pelemahan lanjutan di pasar surat utang,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis(11/7).

Menurut dia, kenaikan BI rate tidak akan berdampak signifikan terhadap kenaikan yield karena level saat ini pun sudah mencerminkan kondisi pasar yang sedang terkoreksi.

“Level yield saat ini sudah merupakan cerminan BI rate 6,5%, jadi saya kira tidak akan berpengaruh signifikan ke depannya,” tuturnya.

Sentimen negatif bagi kenaikan yield obligasi justru akan berasal dari hasil inflasi Juli ini. Investor masih dalam status menunggu dan melihat (wait and see) perkembangan ekonomi makro ke depan.

“Inflasi masih jadi concern investor. Beberapa hari terakhir belum terlalu ramai dan bereaksi berlebihan. Investor masih tunggu inflasi juli,” ungkapnya.

Kenaikan bahan-bahan pokok di awal Ramadan, kebutuhan tahun ajaran baru sekolah, dan biaya transportasi yang tinggi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan membawa dampak besar terhadap laju inflasi Juli 2013.

“Inflasi Juli mungkin berpotensi meningkatkan yield tapi tidak akan bergerak jauh, sekitar 20 basispoin,” sebutnya.

Berdasarkan data PT Penilai Harga Efek Indonesia atau Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) pada Kamis ini, obligasi acuan pemerintah bertenor 5 tahun seri FR0066 mengalami kenaikan yield 25 bps menjadi 7,22% dari level kemarin 6,97%.

Peningkatan yield juga terjadi pada surat utang negara acuan seri FR0064 bertenor 15 tahun, yakni dari 8,16% menjadi 8,24%.

Di sisi lain, seri FR0063 bertenor 10 tahun justru mengalami penurunan yield 2 bps menjadi 7,76% dari semula 7,78%, pada tingkat harga 85,437% dari semula hanya 85,334%.

Yield obligasi acuan bertenor 20 tahun seri FR0065 juga menyusut menjadi 8,27% dari 8,32% dengan kenaikan harga mencapai 38 bps menjadi 84,005% dari sebelumnya 83,622%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper