Bisnis.com, JAKARTA-Bursa Efek Indonesia hari ini (9/7/2013) kembali kedatangan dua pemain baru yakni PT.Cipaganti Citra Graha Tbk dan PT.Bank Mitraniaga Tbk.
Perusahaan tersebut secara berturut-turut merupakan emiten 22 dan 23 yang melepaskan saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini.
Bagaimana jejak kedua emiten baru tersebut, berikut ini profil singkatnya:
Perusahaan dengan kode saham CPGT merupakan emiten ke 22 yang mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun ini. Anak usaha Cipaganti Group itu bergerak di bidang usaha jasa transportasi.
Berawal dari usaha mobil bekas yang dirintis pada 1985. Pada 1994, Cipaganti Group mendirikan PT Cipaganti Citra Graha yang merupakan satu di antara lima entitas perusahaan yang bergerak di bidang usaha transportasi darat, kontraktor penambangan dan penyewaan alat berat, serta perdagangan batu bara.
Per 1 Maret 2013, perseroan mengoperasikan delapan kantor cabang dan 50 kantor usaha. Adapun jumlah armada yang dioperasikan oleh unit usaha transportasi darat adalah sebanyak 3.620 unit dan total unit populasi alat yang dioperasikan oleh unit usaha penyewaan alat berat sebanyak 532 unit.
Pada tahun ini, perseroan berencana menambah 1.950 unit armada baru. Salah satu sumber pendanaan adalah melalui penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Dengan rencana ekspansi bisnisnya itu, perseroan berharap bisa mendongkrak kinerja usaha. Hingga akhir tahun ini, Cipaganti menargetkan pertumbuhan laba bersih 40%.
Perusahaan dengan kode saham NAGA merupakan emiten ke 23 yang mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun ini.
Bank yang berdiri pada 1989 itu diketahui memiliki fokus penyaluran kredit pada sektor konstruksi dan perdagangan.
Sepanjang tahun lalu, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp119,03 miliar, dengan modal disetor Rp118,4 miliar. Adapun posisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 22,25%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rerata industri perbankan nasional yang berada pada 18%.
Total aset perseroan pada akhir 2012 tercatat Rp1,05 triliun dengan outstanding kredit Rp418,16 miliar. Adapun posisi dana pihak ketiga (DPK) Rp917,19 miliar dan rasio intermediasi 45,8%.
Untuk terus meningkatkan penyaluran kredit, salah satu upaya perseroan mendapatkan dana adalah dengan melepaskan saham ke publik melalui IPO.
BACA JUGA: