BISNIS.COM, JAKARTA -- Investor asing masih akan melakukan aksi sell out dari pasar obligasi domestik yang disebabkan oleh ekspektasi Bank Indonesia akan memperketat kebijakan moneter dan Bank Sentral Amerika Serikat akan menghentikan stimulus moneter.
Herdi Ranu Wibowo, Head of Debt Capital Market PT BCA Sekuritas, menuturkan sentimen global masih menghantui pasar obligasi dalam negeri.
Hal itu karena pada akhir pekan ini data ekonomi Amerika Serikat diumumkan yang diyakini akan mempengaruhi kebijakan yang diambil The Fed.
"Itu menjadi faktor penting lainnya selain rencana BI menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam laju inflasi," katanya, Rabu (3/7).
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam keterangan resminya menuturkan akan memperkuat bauran kebijakan sebagai langkah pre-emptive terhadap kenaikan inflasi akibat dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubdidi.
“Investor masih terus menekan yield karena risiko yang meningkat terkait inflasi pasca kenaikan harga BBM subsidi, diikuti dengan pelemahan rupiah,” ungkap Lana Soelistianingsih, Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Sebagai gambaran, hasil lelang SUN pada awal pekan ini berhasil menarik minat beli investor yang lebih tinggi dibandingkan pada lelang sebelumnya dengan penawaran yang masuk mencapai Rp14,13 triliun atau 1,8 kali over subscribed serta terserap senili Rp9,75 triliun.
Pada lelang tersebut, yield obligasi bertenor 10 tahun yield yang dimenangkan 7,25% dengan kupon 5,625%, sedangkan pada lelang sebelumnya, yield yang dimenangkan sebesar 6,59% dengan kupon 5,625%.