BISNIS.COM, JAKARTA—Produsen semen milik negara, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencatatkan penurunan nilai penjualan 9% hingga Mei 2013 menjadi Rp415,47 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp456,57 miliar.
“Permintaan pasar di Sumatera Selatan memang agak sedikit turun karena faktor hujan. Alhasil nilai penjualan semen hingga Mei pun juga turun,” ujar Ageng Purboyo, Direktur Keuangan Semen Baturaja, saat konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indoneisa (BEI), Jumat (28/6/2013).
Pada periode Januari-Mei 2013, perseroan mencatatkan volume penjualan semen sekitar 454.310 ton, turun 12,79% dari periode yang sama tahun lalu sekitar 520.970 ton. Adapun, hingga Mei, permintaan pasar di wilayah Sumatera, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung turun 3%.
Kendati penjualan sedikit turun, perseroan tetap mengembangkan pangsa pasar di Sumatera Selatan (Sumsel). Ageng mengaku permintaan di wilayah tersebut masih menjanjikan, bahkan produksi semen perseroan pun baru memenuhi sekitar 50% dari total permintaan semen di Sumsel.
Semen Baturaja berencana menggenjot kapasitas produksi menjadi 3,85 juta ton di 2016 mendatang seiring dengan realisasi dari rencana pembangunan penggilingan semen (cement mill) baru dan pabrik Baturaja 2.
Pembangunan cement mill menghabiskan biaya investasi senilai Rp350 miliar dan memiliki kapasitas produksi hingga 750.000 ton per tahun. Rencananya, pabrik penggilingan smen ini akan mulai beroperasi pada kuartal II/2013.
Sedangkan, pabrik baru Baturaja 2 diperkirakan akan mulai dibangun pada kuartal IV/2013, dan mulai beroperasi pada akhir 2016. Perseroan menargetkan pabrik semen ini mampu memproduksi hingga 1,85 juta ton. Adapun, nilai investasi pabrik ini mencapai Rp2,65 triliun.