BISNIS.COM, JAKARTA— Harga saham Asia terperosok digiring oleh sejumlah perusahaan bahan mentah, sedangkan Goldman Sachs Group Inc. memangkas perkiraan pertumbuhan China karena kesulitan likuiditas sektor perbankan di negara tersebut.
Saham BHP Billiton Ltd., perusahaan tambang terbesar di Asia, turun 3,1% sehingga mendorong Indeks S&P/ASX 200 ke posisi melemah. Saham AMP Ltd. anjlok 9% setelah perusahaan asuransi terbesar di Australia tersebut, melalui manajer pensiun perusahaan itu, mengatakan keuntungan akan berkurang hingga 16%. Hyundai Merchant Marine Co., perusahaan pembuat peralatan angkutan laut, terpuruk 5,2% di bursa Seoul.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,7% menjadi 126,80 pada pukul 10:32 pagi di Tokyo atau 08:32 WIB. Indeks itu turun 2,3% pekan lalu di tengah kekhawatiran stimulus AS akan dihentikan dan pinjaman antarbank di China memburuk.
“Guncangan pasar akan terus terjadi pekan ini,” ujar Vasu Menon, kepala divisi konten dan riset OCBC Bank Ltd. Singapura kepada Bloomberg TV.
Menurutnya, China mengalami kesulitan kredit dalam waktu cukup lama dan pemerintah tengah berupaya menstabilkan ekonomi selain membenahi sistem perbankan. Artinya, pengucuran kredit akan tetap sulit, ujarnya sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (24/6/2013).
Indeks Topix Jepang naik 0,2% pada saat yen turun 0,4% menjadi 98,32 per dolar AS. Indeks S&P/ASX 200 Australia merosot 1,5% dan Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,8%.
Sementara itu Indeks NZX 50 Selandia Baru menguat 0,1%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,9% dan Indeks Gabungan Shanghai China melemah 0,5%. (ltc)