BISNIS.COM, JAKARTA—Saham-saham di AS berjatuhan, membawa indeks Standard & Poor’s 500 ke pelemahan terbesarnya sejak November 2011.
Hal itu terjadi seiring bursa global berjatuhan setelah Federal Reserve menyatakan akan menghentikan stimulus dan krisis kredit di China memburuk.
Indeks S&P 500 turun 2,5% ke level 1.588,19 di New York. Indeks acuan turun 3,9% lebih dari 2 hari. Adapun Dow Jones Industrial Average melemah 353,87 poin atau 2,3% ke level 14.758,32. Indeks turun terdalam sejak November.
Sekitar 9,3 miliar saham diperdagangkan di bursa AS, 50% lebih tinggi dari rata-rata perdagangan 3 bulan dan volume tertinggi tahun ini.
“Para pembeli mengatakan 'saya pergi untuk menunggu dan melihat [wait and see].' Mereka tidak lari untuk eksis tetapi juga tidak ingin menangkap pisau yang jatuh,” ujar Jams Paulsen, Chief Investment Strategist Wells Capital Management, seperti dikutip Bloomberg.
Sepuluh kelompok di indeks S&P 500 seluruhnya melemah setidaknya 2,2% dipimpin oleh penurunan kelompok konsumer, utilitas, dan energi.
Saham Newmont Mining Corp jatuh 6,7%, PulteGroup Inc dan D.R. Horton Inc jatuh masing-masaing 9,1%.
Indeks MSCI All-Country World turun 3,4%, terbesar dalam 19 bulan, seiring dengan bursa Asia yang anjlok 4,1% dan bursa Eropa turun 3%.