BISNIS.COM, SINGAPURA--Harga minyak turun di perdagangan Asia Senin (27/5) dipicu oleh prospek permintaan minyak mentah lebih lemah dari China dan penumpukan stok AS, kata para analis.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 64 sen menjadi us$93,51 per barel di pagi hari dan minyak mentah Laut Utara Brent untuk penyerahan Juli turun 41 sen ke posisi US$102,23.
"Pasar minyak mentah telah bereaksi negatif terhadap komentar dari pemerintah China yang akan mentolerir tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat," kata Victor Shum, managing director IHS Purvin and Gertz di Singapura.
Presiden Xi Jinping pada Jumat pekan lalu mengatakan China, ekonomi dan konsumen energi terbesar ke dua dunia, tidak akan mengorbankan kondisi pertumbuhan ekonomi sementara.
"Komentar Xi telah memperdalam kekhawatiran tentang perekonomian China setelah laporan data manufaktur yang buruk minggu lalu," tambah Shum.
Sementara itu, penurunan permintaan yang lebih rendah dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS juga membebani harga.
Departemen Energi AS mengumumkan bahwa cadangan minyak mentah Amerika berkurang 300.000 barel dalam pekan yang berakhir 17 Mei, lebih rendah dari ekspektasi pasar 600.000 barel.
Data tersebut mengindikasikan melemahnya permintaan menjelang musim panas pada liburan musim panas, di mana warga Amerika secara tradisional turun ke jalan untuk liburan mereka. (Antara/Reuters)
HARGA MINYAK: Turun ke Posisi US$93,51 di Pasar Asia
BISNIS.COM, SINGAPURA--Harga minyak turun di perdagangan Asia Senin (27/5) dipicu oleh prospek permintaan minyak mentah lebih lemah dari China dan penumpukan stok AS, kata para analis.Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet West Texas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
2 jam yang lalu