BISNIS.COM, JAKARTA— Pelemahan harga emas di pasar global diproyeksi terus berlanjut pekan depan, Senin-Jumat (20-24 Mei 2013) akibat tertekan aksi jual dan melemahnya permintaan.
Sebanyak 17 dari 28 analis yang yang disurvei Bloomberg memperkirakan harga emas akan turun untuk periode seminggu mendatang, dan hanya 8 analis percaya harga akan bullish, sementara 3 analis menyatakan stagnan.
Tak hanya level harga yang merosot, Bloomberg mencatat kepemilikan emas terus anjlok 16% menjadi 2,207 metrik ton, atau terendah sejak Juli 2011. Penurunan kepemilikan emas palng tinggi terjadi di Cina dan India.
Jeremy Baker, analis komoditas Harcourt Investment Consulting AG Zurich mengungkapkan investor mulai kehilangan kepercayaan terhadap emas sebagai aset bernilai. Pelemahan harga 6,3% ke level US$ 1.400 per ounce merupakan yang terendah sejak 2 tahun terakhir.
“Momentum telah melambat secara signifikan. Emas telah kehilangan kemilaunya, dan akan terus berada pada fase pelemahan,”katanya seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (18/5/2013).
Sementara itu, harga emas ritel lempengan di Indonesia pekan ini Senin-Jumat (13 Mei-17 Mei) rata-rata turun Rp.3400. Penurunan tertinggi Jumat (17/5) sebesar Rp5.000/gram berdasarkan harga emas PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
Penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar sepanjang pekan ini. Berdasarkan catatan Bisnis, pada Senin (13/5/2013) harga emas turun Rp4.000, Selasa (14/5/2013) turun Rp2.000, Rabu (15/5/2013) turun Rp4.000, Kamis (16/3/2013) turun Rp2.000. Sehingga dalam sepekan ini, total penurunan harga emas Rp17.000.