BISNIS.COM, JAKARTA-Reksa dana PG Indeks BISNIS-27 berhasil mencetak rekor terbarunya kembali di level 1.187,57 pada 1 Mei 2013 lalu. Selama April 2013, reksa dana ini berhasil memberikan return 1,60% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) per 28 Maret di level 1.158,37.
Sayangnya rekor tersebut kembali terkoreksi pada keesokan harinya dengan turun 1,73%, berlanjut pada akhir penutupan pekan lalu sebesar 1,83% hingga ditutup pada level 1.139,91 akhir pekan lalu. Kendati demikian kinerja reksa dana indeks ini lebih baik dibandingkan dengan kinerja indeks BISNIS-27 itu sendiri yang hanya memberikan return 1,56% selama April 2013 lalu.
Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) juga turut menjadi penyebab kenaikan reksa dana indeks. Minat investor asing yang masuk pada pekan lalu melonjak signifikan dengan pembelian pekan sebelumnya. Jika pada pekan sebelumnya investor asing hanya membukukan penjualan bersih Rp452,27 miliar, maka pada pekan lalu investor asing membukukan pembelian senilai Rp7,12 triliun.
Faktor tersebut juga menjadi salah satu penyebab kenaikan IHSG dengan mencetak rekor tertingginya kembali di level 5.060,92 pada 1 Mei 2013.
Indeks Dow Jones pun turut menguat 0,96% ke level 14.973,96 setelah sempat mencapai mencapai level 15.009,59 pada perdagangan intraday di penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Kenaikan tersebut tidak terlepas dari laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) yang menyatakan terjadinya penyerapan tenaga kerja pada April 2013 yang mencapai 165 ribu dan berada di atas ekspektasi banyak pihak.
Indikator tersebut juga mengisyaratkan harapan sejumlah pihak akan adanya perubahan fundamental perekonomian AS pada tahun ini atau dengan kata lain mereka berharap akan adanya sebuah kebijakan baru yang dapat mendongkrak perekonomian AS secara signifikan.
Dengan berbagai indikator di atas, wajar jika berharap kinerja reksadana indeks ini akan terus menguat seiring dengan penguatan yang terjadi dalam perekonomian global.
Apalagi ketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini sedang membicarakan aturan mengenai Pendaftaran Agen Penjual Reksa dana, di mana dalam salah satu butirnya tertulis perluasan jalur penjualan reksa dana tidak terbatas hanya pada manajer investasi, bank atau perusahaan sekuritas saja. (Indra/
Ke depannya bisa saja reksa dana dijual di Kantor Pos, perusahaan asuransi, pegadaian bahkan toko-toko ritel yang telah banyak berjamur di sekitar rumah.
Tentu saja penjualan tersebut harus diawasi ketat, mengingat banyaknya kasus penipuan yang berkedok instrumen keuangan rata-rata masih kurang dimengerti investor pemula. (Indra/Analis Bisnis Indonesia Intellegence Unit/yus)